Selasa, 22 April 2014

Dampak Pemilu, Pasar Properti Tahun Ini Melambat


http://images.detik.com/content/2014/04/23/1016/img2013060100717.jpg
Jakarta -Tren perlambatan pasar properti yang dimulai sejak paruh kedua tahun lalu masih berlanjut di triwulan I-2014. Perkembangan ekonomi Indonesia yang tidak terlepas dari lambatnya perbaikan ekonommi di kawasan Asia Pasifik maupun ekonomi global turut mempengaruhi dinamika yang terjadi di pasar properti Indonesia khususnya Jakarta.

Sementara itu, tingginya nilai tukar dolar Amerika dan suku bunga pinjaman bank menambah beban bagi konsumen dan investor yang akhirnya cenderung mendorong pengembang untuk menahan rencana ekspansi proyek mereka.

Demikian dikatakan Head of Research Jones Lang LaSalle Anton Sitorus saat acara Quarterly Media Briefing di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (23/4/2014).

"Kondisi tersebut ditambah dengan melemahnya sentimen pasar secara umum sebagai antisipasi dampak pemilu tahun ini yang membuat volume permintaan pasar hampir di semua sektor belakangan ini menurun," ujarnya.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Jones Lang LaSalle baru-baru ini, pasar properti di Jakarta masih dibayang-bayangi kondisi ekonomi dan bisnis yang melambat sehingga belum ada terlihat adanya pergerakan aktivitas yang signifikan dari triwulan sebelumnya.

Di tempat yang sama, Head of Markets Jones Lang LaSalle Angela Wibawa menyebutkan, di sektor perkantoran komersial, penyerapan ruang kantor di daerah central business district (CBD) kembali menurun dari sekitar 24.000 meter persegi di triwulan sebelumnya menjadi sekitar 16.000 meter persegi.

"Walaupun penyerapan menurun, tingkat hunian perkantoran di CBD naik tipis namun tetap di kisaran 94%," kata dia.

Untuk pasar perkantoran di daerah Non-CBD, Angela mengatakan, penyerapan sepanjang triwulan I 2014 ini turun tipis dari sekitar 22.500 meter persegi di triwulan sebelumnya menjadi sekitar 19.500 meter persegi.

"Tingkat penyerapan ini lebih tinggi dari CBD," cetusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar